Community Activities
Selasa, 29 Maret 2011
Naik motor sport, siapa takut?? Kira-kira begitulah dalam benak Pai Himura anggota komunitas HCST yang juga guru SMP di Tangerang ini demi 'mengawal' aktivitasnya setiap hari.
SIAPA menyangka dibalik helm berwarna merah yang menunggangi sepeda motor Honda City Sport yang juga berwarna merah ini adalah perempuan. Padahal, motor tersebut terbilang cukup besar dan berat buat perempuan. Tapi, tidak dengan Pai Himura, anggota Honda City Sport Team (HCST) Chapter Tangerang, yang berprofesi sebagai guru Bahasa Inggris SMPN 1 Cisoka, Tangerang.
Pai tak terlihat kesulitan mengendarai motornya. Justru, dirinya sangat menikmati motornya. Ia hanya mengalami kesulitan ketika memarkir motor menggunakan standar ganda. Itupun tidak masalah bagi Pai, karena ia kerap meminta tolong tukang parkir atau teman satu komunitas untuk memarkir motornya.
“Enak kok naik motor ini, bisa ngebut. Motornya tidak terasa berat jika sudah jalan,” imbuh Pai kepada TNOL di Wahana Tanah Tinggi, Tangerang, Sabtu kemarin.
Pai mengendarai Honda City Sport sejak Juni 2009 lalu. Ia jatuh hati dengan Honda City Sport lantaran melihatnya disebuah pameran. Ditambah lagi, mendapat berbagai informasi dari teman-temannya sehingga memutuskan membeli.
Sepeda motor bagi Pai digunakan untuk kegiatan sehari-hari seperti pulang pergi dari kediamannya di Cipondoh ke tempat mengajarnya di Cisoka. Baginya, menggunakan motor lebih efisien ketimbang menggunakan angkutan umum.
Terlebih, kondisi jalan Cipondoh-Cisoka lumayan jauh dan macet. Memang, kata Pai, awal menggunakan motor banyak orang-orang yang tak mengira kalau ia adalah perempuan.
Ketika mengetahui, banyak orang yang merasa kagum terhadapnya. Begitu pula dengan murid-muridnya. Bahkan, murid Pai hafal betul bunyi motor sang guru. Maklum, Pai telah mengganti knalpotnya.
“Saya ganti knalpot agar lebih nyaring terdengar dan tidak merasa sepi bila mengendarai motor sendirian di jalan,” ucap Pai.
Untuk mengganti knalpot, Pai tidak merasa kesulitan karena ia memiliki sepupu yang bisa mengganti knalpot. Selama memiliki motor Honda City Sport, dirinya pernah membawa tunggangannya ke Gunung Salak bersama teman-teman kuliah. Jebolan UNIS ini sendiri baru masuk komunitas Januari 2011 kemarin.
Menurut Pai, sebenarnya ia ingin masuk komunitas sejak memiliki motor Honda Supra. Sayang, lantaran belum mengetahui bagaimana menjadi anggota membuatnya urung bergabung. Ia pun tak ingin mengulangi lagi. Ia berusaha mencari informasi seputar komunitas HCST.
Berhubung Pai tinggal di kawasan Tangerang, ia memilih menjadi anggota HSCT chapter Tangerang. Di sana hanya Pai dan Happy Januar yang menjadi anggota perempuan dari 30 anggota yang aktif.
Mereka kerap kumpul Sabtu malam di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang pada pukul 20.00 WIB. Masuknya Pai ke komunitas semakin membuatnya memiliki informasi tentang motor. Tak heran, mengenai perawatan motor Pai tidak mengalami kesulitan. Ia menyerahkan semua kepada bengkel, kalaupun ban motor mengalami kebocoran ia tak ambil pusing lantaran banyak tempat tambal ban.
Tak lupa, ganti oli setiap satu bulan sekali. Lalu dua bulan sekali servis di bengkel dan melakukan steam tiga hari sekali agar motor tampak kinclong. Mengenai bensin, kata Pai, cukup irit. Per hari, ia mengeluarkan dana sebesar Rp 16-17 ribu untuk perjalanan Cipondoh-Cisoka. Ke depan, Pai ingin mengganti ban motor lebih besar agar jalannya lebih cepat lagi. Wushhh...wushhhh....(Subhan)
Sumber: Tnol